disaat logika kalah dengan hati

Pagi sejuk di Timur Jakarta,
dikala sendu sepi menyapa kenapa dia yang hadir dalam kepala,
sudah berlangsung lama perasaan ini kukira telah habis setelah kami benar benar tidak saling menyapa dan bertemu, terakhir 2016 saat moment kebahagiannya disaat itu juga saya harus benar benar mengikhlaskan nya, dan ternyata apa yang ku kupikirkan akan habisnya rasa itu ternyata tidak, tetap dia yang selalu menghantui walaupun tidak berkomunikasi.

yang kupelajari sejak 2013 sampai 2018 ini kesalah pahaman lah yang membuat kami renggang, disaat pemikiran tak disatukan, hari terus berjalan cepat tanpa nya hanya kebimbangan kenapa seperti aku yang terlihat tarik ulur dimata mu, kamu terlihat seperti banyak yang menghampiri dan merespon baik kedatangannya, seketika aku memiliki presepsi disaat dia bersama orang lain aku mundur, tetapi disaat dia sendiri aku berjuang, dan aku ingin apa yang aku perjuangkan tidak hanya sekedar angin lalu, aku yakin dengan diri nya kelebihan kekurangan nya pun telah ku terima, akan kah ia bisa dan berfikiran sama dengan saya?

saat memposting blog ini aku pun tetap dengan posisi yang sedang memperjuangkannya, tanpa ada yang ditutupi semua ku komunikasikan langsung dengan nya, berharap masih ada rasa yang akan ku besarkan dan perbaiki kembali dengannya, akan kah dia menginginkan hal yang sama?

jika memang ia akan ku pertahankan dan tak kan ku sia-sia kan lagi kehadiran mu
AS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ejaan Yang Disempurnakan a.k.a EYD

Matematika oh Matematika....